SEJARAH BERDIRINYA MWB DI DESA DRINGO
Di
desa Dringo Kecamatan Todanan Kabupaten Blora, pada tahun 1976, pernah
didirikan sebuah Madrasah Wajib Belajar
(MWB). Madrasah tersebut dapat berdiri atas wujud kerja sama dari beberapa
tokoh masyarakat desa Dringo pada waktu itu. Diantara tokoh masyarakat tersebut
adalah:
1.
Bpk.
Supariyun (Alm)
2.
Bpk.
Markam
3.
Bpk.
Supangat
4.
Bpk.
Fatoni (ALM).
Tujuan
didirikan MWB (Madrasah Wajib Belajar), untuk ikut berperan serta mencetak
kader muslim dan muslimah yang beriman dan bertaqwa, serta mempunyai wawasan
yang luas/global. Disamping itu, MWB (Madrasah Wajib Belajar), diharapkan mampu mencetak muslim dan muslimah
yang tangkas, sehingga dapat mengaplikasikan dua ilmu yang saling berkaitan,
yakni ilmu agama islam dan ilmu pengetahuan umum. Dan dengan didirikannya MWB
(Madrasah Wajib Belajar), juga diharapkan mampu memberikan kontribusi positif
kepada masyarakat desa Dringo, sehingga mampu mendongkrak kemajuan warga masyarakat
desa Dringo dalam segala bidang.
Upaya dan harapan tokoh
masyarakat desa Dringo memang sangatlah patut untuk dikenang, walaupun pada
waktu itu MWB (Madrasah Wajib Belajar) tidak dapat berlangsung lama, etnis
politik menyebabkan MWB hanya bertahan 3
tahun hingga akhirnya gulung tikar. Akan tetapi sejarah tidak akan pernah
punah, kontribusi positif yang diberikan menjadi sebuah doa. Sehingga dapat
menumbuhkan benih semangat bagi generasi muda masa kini.
Harapan para tokoh
ternyata benar-benar menjadi doa mutajabah. Doa mustajabah itu terwujut menjadi
MI (Madrasah Ibtidaiyah) yang diberi nama dengan “Hidayatussubban”. MI
Hidayatussubban tersebut didirikan pada tanggal 17 Juli 1994 oleh bapak Mulyono
dan kawan-kawannya, dan MI tersebut eksis sampai sekarang. Dan mudah-mudahan
tetap berkembang dan jaya ila yaumil qiyamah. Amin.
Dikutib dari hasil
wawancara dengan bapak Supangat salah satu tokoh pendiri MWB di desa Dringo
pada tanggal 26 Januari 2011.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar